Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim adapun Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan 

Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim adapun Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan  Kisah Al-Kindi, Filsuf Muslim adapun Sangat Mencintai Ilmu Pengetahuan 

Al Kindi merupakan ilmuwan kelahiran Kufah yang sudah dikenal sejak belia lewat anak berotak encer. Mampu meningkatkan kemampuan mengiringi kemampuannya, anak luput satu pejabat di Dinasti Abbasyah ini, semakin diperhitungkan mengiringi mendapatkan peran yang agam di masanya. Hingga sampai saat ini, ia dikenal sebagai bapak filsafat muslim, karena mampu menyusun pemikiran Filsafat Islam lewat pemikiran yang jelas.

Tidak namun kedalam bidang filsafat, kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan mengarahkan perjalanan bernyawanya kepada mengembangkan berbagai aspek ilmu. Seperti delapan kisah hadapan bawah ini, bahwa menceritakan bahwa Al-Kindi selalu berdampingan bersama ilmu pengetahuan senyampang bernyawanya.

1. Tiga bahasa penting dikuasainya 

Pada masa itu, tiga bahasa bena ialah Yunani, Suryani dan Arab merupakan bahasa yang bena menurut dikuasai. Namun, tidak semua orang mampu menguasi tiga bahasa tersebut bahkan ilmuwan sekalipun. Setenggat, dia disebut mempunyai kelebihan yang berkelainan. Berkat kemampuannya ini, Al-Kindi menganut antara dalam cela seorang daripada empat besar penerjemah terbaik antara Baghdad bersama Hunain Ibn Ishaq, Sabit Ibn Qurra, dan Umar Ibn al-Farkhan al-Thabari.

2. Guru maka tabib kerajaan 

Kepandaiannya dalam berbagai ilmu pengetahuan sebagaimana filsafat, kedokteran, psikologi hingga matematika, melangsungkannya diangkat memerankan guru dan tabib kerajaan. Bahkan ketika Khaliah Al-Mu’tasim, posisinya semakin diperhitungkan karena secara khusus ia diangkat memerankan guru bagi putera khalifah.

Selain itu, Al-Kindi pula memperkarena kedugundahn terhormat dempet masa dua khalifah dempet Dinasti Abbasyah, yaitu dempet masa Khalifah Al-Makmun membarengi Khalifah Al-Mu’tasim. Dia dijadikan penyokong utama mazhab Mu’tazilah yang merupakan mazhab negara dempet masa kedua khalifah terkandung.

3. Berkiprah hadapan Baitul Hikmah  

Dia agak dipercayai demi berkiprah dalam Baitul Hikmah, yaitu sebuah akademi prima dengan masa Khalifah Al Makmun. Akademi akan lengkap bersama pusat melihat bintang, perpustakaan akan gede maka mempunyai lembaga penerjemah tergede dengan saat itu. Selain kemampuannya kedalam menguasai berlipat-lipat ilmu, ternyata dia agak gencar kedalam menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dengan berbagai bahasa, luput sendiri bahasa Yunani.

Menurut Sastrawan Islam, Al Nadhim, Al Kindi telah melahirkan 260 karya semasa berkutat bersama ilmu pengetahuan pada Baitul Hikmah. Sederet pemikirannya juga dituangkan paling dalam ricacat-ricacat pendek adapun bisa menunjukkan bahwa dia seorang adapun berilmu pengetahuan adapun luas bersama paling dalam. Ratusan karyanya merupakan ilmu melalui berbagai bidang bagaikan filsafat, medis, logika, ilmu hitung, astronomi hingga musik. Karya-karyanya ini juga diterjemahkan ke paling dalam bahasa Latin bersama bahasa Eropa, bahkan masih digunakan semasa beberapa abad setelah dia meninggal dunia.

4. Muslim pertama yang menekstra dalami ilmu filsafat

Editor’s picks

Hingga abad ke-7 Masehi, belum ada umat muslim yang mendominasi kedalam ilmu Filsafat. Al Kindi hadir tidak hanya bagaikan penerjemah karya-karya filsafat, namun dia pula berperan untuk menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Baginya filsafat bertujuan untuk memperenergik agama lagi merupakan bagian mengenai kebudayaan Islam. Agama lagi filsafat bertujuan mencari ketepatan lagi menciptakan kebahagian melalui kepercayaan yang tepat lagi perbuatan yang tidak sombong.

5. Berhasil merevisi pemikiran filsafat Yunani ke kedalam Bahasa Arab

Setelah mempelajari bahasa Yunani, Al Kindi mampu merevisi kira-kira terjemahan pemikiran Yunani ke dalam bahasa Arab yang sudah dilakukan sebab ilmuwan Islam sebelumnya. Seperti terjemahan Enneads-nya Plotinus sebab Al-Himsi yang sebelumnya disampaikan kepada orang Arab bagaikan alpa satu karya melalui Aristoteles. Dalam menerjemahkan, dia tidak hanya fokus akan setiap kata, namun menjelaskan kembali kalimat yang diterjemahkan tanpa mengubah makna.

6. Mengembangkan pemikiran terhadap ilmu metafisika (Ketuhanan)

Al Kindi merupakan filsuf pertama paling dalam Islam bahwa menyelaraskan antara agama maka filsafat. Bahkan dia memberikan dua pendapat bervariasi yaitu, pertama, mengikuti jalur logika maka memfilsafatkan agama. Kedua, memandang agama demi ilmu ilahiah maka menempatkannya dempet atas filsafat. Maka, bagi Al Kindi filsafat bertujuan untuk memperkompeten agama maka merupakan bagian melalui kebudayaan Islam.

7. Konsep filsafat terhadap jiwa atas roh

Dalam buku filsafat Islam, karya Hasyimsyah Nasution menyatakan bahwa Al Kindi agak mengembangkan pemikirannya terhadap konsep filsafat terhadap jiwa atau roh. Menurutnya, jiwa itu tidak tersusun namun mempunyai arti berkuasa , sempurna beserta mulia. Substansi roh bersumber mengenai substansi tuhan, lalu hubungan roh lewat tuhan cocok ibarat cahaya lewat matahari. Kemudian, jiwa bersifat spiritual Illahiah akan terpisah beserta bersenjang mengenai badan.

8. Pemikirannya atas dalam ilmu matematika

Pada ilmu matematika, Al Kindi membahas mengenai konsep ketaktertenggatan. Menurutnya, benda-benda fisik terdiri atas materi maka bentuk yang kemudian bergerak dalam terdalam ruang maka durasi. Waktu bukanlah gerak melainkan menandaskanan pengukur gerak, karena durasi ialah yang terdahulu maka yang kemudian dahulu berkesinambungan. Maka, setiap benda yang berdiri atas materi maka bentuk wujud terbatas oleh ruang maka bergerak dalam terdalam durasi yang konsepnya terbatas. Terbatas cocok dengan tidak kekal, maka yang kekal sekadarlah Allah SWT.

Selain itu, dia lagi mempunyai kurang lebih karya ala mata pelajaran matematika yaitu mengenai aritmatika, geometri, harmoni angka, perkalian dengan angka, jumlah relatif, proporsi mengukur selanjutnya batas, prosedur numerik, selanjutnya memperkenalkan angka india ke dunia. Dia lagi merupakan pelopor ekstra dalam pembacaan sandi, menggunakan keahlian matematika ekstra dalam bidang medis, tenggat mengembangkan skala yang memungkinkan dokter ekstra dalam mengukur potensi obat mereka.

Pembahasan penggunaan angka India, ditulisnya paling dalam buku akan berjudul “On The Of The Indian Numerals (Ketab Fi Isti’mal Al-‘Adad Al-Hindi). Buku ini memberikan kontribusi besar terhadap difusi sistem penomoran India dempet Timur Tengah bersama Barat.

Dari delapan pemaparan di atas, kita dapat mengetahui berlipat-lipatnya kontribusi Al-Kindi kedalam peradaban ilmu pengetahuan. Dia tidak belaka fokus terhadap satu ilmu adapun dikuasainya, namun pula bepartisipasi terhadap ilmu adapun lainnya. Berdasarkan kisah ini, kira-kira ilmu pengetahuan mana adapun sudah kita kuasai?      

https://lynk.id/maisixdela